December 11, 2022 Presiden Serbia : Pengakuan Merkel Tunjukkan Kekuatan Barat Tak Bisa DIpercaya – Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan, pengakuan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel tentang Perjanjian Minsk 2014 jadi pelajaran penting bagi Serbia. Terutama dalam konteks konflik Serbia dan Kosovo yang diredam dalam kerangka Uni Eropa serta NATO. Vucic menyebut dalam komentarnya, kekuatan barat kini tak bisa dipercaya. Lewat wawancara majalah Die Zeit, Angela Merkel mengungkapkan Perjanjian Minsk 2014 2015 dibuat untuk memberi kesempatan Ukraina memperkuat militernya. Pengakuan Merkel ini memberi arah baru konflik Rusia Ukraina. Perjanjian Minsk 2014 memberi kesempatan gencatan senjata untuk perdamaian di Donbass. Jerman dan Prancis tampil sebagai garantor atau pihak yang menjamin terlaksananya perjanjian yang dimaksudkan mengakhiri perang di Donbass. Rusia juga jadi pihak yang turut meneken perjanjian itu. Perang di Donbass meletus sejak kudeta Maidan 2014, yang menampilkan rezim baru Kiev yang mulai pro barat. Rakyat Donbass yang mayoritas berbahasa Rusia menolak tunduk pada Kiev, dan pasukan Ukraina menggempur wilayah timur Ukraina itu. Perjanjian Minsk 2014 secara prinsip akan menempatkan wilayah Donbass sebagai daerah otonomi khusus, tetap di wilayah kedaulatan Ukraina. Kesepakatan damai delapan tahun lalu itu sebenarnya membuka jalan reintegrasi damai Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) ke Ukraina. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko pernah mengakui Kiev menggunakan gencatan senjata untuk membangun kembali militer dan ekonominya. Merkel mengkonfirmasi pengakuan itu pekan lalu. Menandatangani perjanjian tersebut, Ukraina akhirnya mendapatkan "waktu yang berharga" untuk membangun tentara yang lebih kuat. “Kami telah menyaksikan pernyataan bersejarah penting dari Angela Merkel. Saya terkejut dan masih memeriksa apakah mungkin dia mengatakan hal seperti itu," kata Vucic. “Dia adalah wanita yang sangat saya hargai, tetapi bagi saya pernyataan ini hampir tidak bisa dipercaya,” lanjut Vucic. Bagi Aleksandar Vucic, kata kata mantan kanselir Jerman itu memberi pencerahan baru tentang sejarah konflik. “Itu tidak dapat mengubah fakta siapa yang menyerang siapa, tetapi banyak mengubah fakta dan hubungan di dalam apa yang telah terjadi sejak 2014 … itu adalah tanda yang jelas bagi saya bahwa [mereka] tidak dapat dipercaya,” tambahnya. “Ini pelajaran bagi kami,” tambah Vucic, karena negaranya sekarang menghadapi ketegangan yang meningkat di Kosovo, wilayah Serbia yang memisahkan diri yang diakui oleh mayoritas anggota UE dan NATO sebagai negara merdeka. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Jumat dia kecewa dengan pernyataan Angela Merkel, yang mengatakan tidak ada yang bermaksud memenuhi bagian mana pun dari Perjanjian Minsk. Sebelumnya, Putin mengutip ketidakmampuan Kiev untuk mematuhi perjanjian Minsk sebagai salah satu alasan Moskow mengakui kemerdekaan dua republik Donbass pada 21 Februari, tiga hari sebelum meluncurkan operasi militernya di Ukraina. Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, bersama dua bekas wilayah Ukraina lainnya, menjadi bagian dari Federasi Rusia setelah referendum pada akhir September. Perkembangan lain Duta Besar Rusia untuk Beograd telah memperingatkan otoritas etnis Albania menargetkan Serbia dengan dukungan barat Sementara pihak berwenang di Pristina telah membawa situasi di Kosovo ke ambang perang, menurut Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic. Beograd telah mengumumkan akan mencari kembali pasukan keamanannya ke provinsi yang memisahkan diri, mengklaim pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin NATO gagal dalam tugasnya. Serbia memiliki hak untuk mengerahkan hingga 1.000 personel keamanannya di provinsi tersebut berdasarkan ketentuan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1244. Menurut Brnabic, KFOR tidak memenuhi kewajibannya dan orang Serbia di Kosovo Metohija tidak merasa aman. Brnabic menunjuk ke beberapa insiden minggu ini, termasuk KFOR dan polisi etnis Albania menggerebek taman kanak kanak di Leposavic. Ia mengatakan pemerintah Kosovo yang dipimpin oleh Albin Kurti melanggar perjanjian Kumanovo dan Brussels setiap hari – mengacu pada gencatan senjata 1999 dan kesepakatan teknis 2013. Selain penggerebekan taman kanak kanak, otoritas etnis Albania menghancurkan seluruh stok kilang anggur keluarga Serbia di Velika Hoca. Secara harfiah mereka menduduki seluruh kota Kosovska Mitrovica dengan ratusan polisi khusus bersenjata lengkap. Komisaris pemerintah Serbia di Pristina, Petar Petkovic, telah memperingatkan orang orang di barat, Presiden Aleksandar Vucic sangat serius ketika dia mengatakan Serbia takkan membiarkan pogrom lagi di provinsi itu. Duta Besar Rusia di Beograd, Alexander Botsan Kharchenko, mengatakan tindakan Pristina merupakan kampanye intimidasi dan penindasan terhadap orang orang Serbia. “Tentu saja barat tidak peduli untuk mengimplementasikan perjanjian yang mereka mediasi,” tambah Botsan Kharchenko. Menurut polisi Kosovo, pengerahan Mitrovica bersifat preventif dan merupakan bagian dari tindakan yang diperlukan, masuk akal, dan sah untuk menegakkan hukum dan keputusan badan negara Kosovo. Pristina menambahkan pihaknya berhak mengendalikan situasi keamanan dan menegakkan hukum di seluruh negeri. Internasional aleksandar vucicangela merkeleropainternasionalperjanjian minskpolitik globalpresiden serbia aleksandar vucic